Sel
terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan
diameter 0,0001 sampai 0,001 mm, sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa
dilihat dengan mata telanjang ialah telur ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi,
sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai 100 µm (0,001–0,1 mm) sehingga
hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penemuan dan kajian awal tentang sel
memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada
abad ke-17. Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel pada
tahun 1665 ketika ia mengamati suatu irisan gabus (kulit batang pohon ek)
dengan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Namun demikian, teori sel
sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir dua abad setelah itu oleh
Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang
biologi yang disebut biologi sel.
1. Pengertian Sel
Sel
adalah unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat
berfungsi secara asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Sel
merupakan kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup, yang mengandung
pengertian sebagai penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi
kehidupan (faal tubuh). Berdasar jumlah sel penyusunnya makhluk hidup dapat
digolongkan menjadi makhluk hidup uniseluler dan multiseluler. Makhluk hidup
multiseluler berasal dari satu sel (zigot) yang kemudian mengalami spesialisasi
dan diferensiasi. Struktur sel terdiri dari nukleus (inti sel), sitoplasma
beserta organelnya, membran sel dan dinding sel. Sel yang mempunyai fungsi
khusus biasanya dilengkapi dengan organel khusus yang tidak ditemukan pada sel
lain.
http://adf.ly/bOQPG
Sel bisa diartikan sebagai gumpalan dari
protoplasma yang berinti dan berfungsi sebagai komponen atau alat dalam
membantu penyelenggaraan segala aktivitas untuk kebutuhan hidupnya. Selama
pertumbuhan, sel akan berubah seiring dengan perkembangannya baik dari bentuk
untuk menyesuaikan dengan fungsinya. Bentuk sel bisa epidermis, hal ini akan
melindungi sel-sel lain dalam menyimpan persediaan makanan.
Sel
berasal dari kata cella dimana memiliki arti sekumpulan
partikel-partikel yang berukuran kecil dan membentuk suatu kesatuan terkecil
dari makhluk hidup agar dapat melaksanakan suatu kehidupan. Pengertian sel
sendiri mencakup dari beberapa hal yang berasal dari empat teori yakni unit
struktural terkecil dari makhluk hidup, unit fungsional terkecil dari mahkluk
hidup, pertumbuhan terkecil dari suatu makhluk hidup, serta unit hereditas
terkecil dari mahkluk hidup.
Pengertian Sel Menurut Beberapa Ahli
Sel
dilihat pertama oleh Aristoteles (384 – 322 SM). Dia
menyatakan bahwa semua makhluk hidup tersusun dari suatu benda hidup atau unit
struktural yang mempengaruhi kehidupan suatu organisme. Pada saat ini belum
dikenal kata “sel” dari unit structural tersebut.
Robert Hooke (1665 M), Dialah orang
yang pertama kali yang menamakan unit structural tersebut sebagai “sel”.
Beberapa investigator dari tahun 1665 s/d 1831 yang mempelajari sel, Tak
satupun yang dapat menyimpulkan bahwa benda hidup tersebut tersusun dari unit
atau sel yang serupa.
Pada
tahun 1938 – 1939 M, dua orang ahli biologis yaitu M.J.Schleiden (ahli
Botani) dan Theodore Schwann (ahli Zoologi) Mendefinisikan secara jelas
tentang sel. Menurut mereka sel adalah unit struktural dan unit fungsional dari
organisme hidup.
Sejak
tahun 1955, berkembanglah teori sel modern, yaitu:
·
Sel adalah unit
structural dari makhluk hidup.
·
Sel adalah unit
fungsionla dari makhluk hidup.
·
Sel adalah pembawa sifat
dari makhluk
·
Sel baru berasal dari
sel itu sendiri (pembelahan sel).
·
Setiap sel mempunyai
aksi dan tugas secara bebas sebagai bagian integral dari organisme lengkap.
Ukuran Sel
·
Ukuran dan Bentuk Sel :
Ukuran sel biasanya bevariasi antara 10 µm – 100 µm.
·
Ukuran sel yang terkecil
pada Pleuropneumonia yaitu 0,1 – 0,5 µm.
·
Ukuran sel yang
terpanjang pada serat Sclerenchymatous pada Boehmenia nevia, yaitu ± 55 cm.
Jumlah Sel
·
Protozoa, bakteri, fungi
dan alga bersel satu. Mereka disebut sebagai bentuk uniseluler atau aseluler.
·
Sebagian besar Kingdom
animalia dan Kingdom Plantae dan sebagaian besar Kingdom Fungi terdiri beberapa
sel, mereka dikatakan sebagai organisme multiseluler.
Type Sel
Berdasarkan
strukturnya, sel terbagi ke dalam dua type, yaitu:
·
Sel Prokariotik; yaitu
sel dimana mitokondria, kloroplas, dan nucleus tidak terlihat secara jelas.
Type sel ini ditemukan pada bakteri dan alga biru hijau yang tergolong dalam
kingdom Monera .
·
Sel Eukariotik; yaitu
sel dimana batas nucleus dan membrane tampak secara jelas. Type sel ini
ditemukan pada semua Kingdom Protista , Kingdom Fungi , Kingdom Plantae dan
Animalia
2. Sejarah Sel
Penemuan awal
Mikroskop majemuk dengan dua lensa telah
ditemukan pada akhir abad ke-16 dan selanjutnya dikembangkan di Belanda,
Italia, dan Inggris. Hingga pertengahan abad ke-17 mikroskop sudah memiliki
kemampuan perbesaran citra sampai 30 kali. Ilmuwan Inggris Robert Hooke
kemudian merancang mikroskop majemuk yang memiliki sumber cahaya sendiri
sehingga lebih mudah digunakan. Ia mengamati irisan-irisan tipis gabus melalui
mikroskop dan menjabarkan struktur mikroskopik gabus sebagai "berpori-pori
seperti sarang lebah tetapi pori-porinya tidak beraturan" dalam makalah
yang diterbitkan pada tahun 1665. Hooke menyebut pori-pori itu cells karena
mirip dengan sel (bilik kecil) di dalam biara atau penjara. Yang sebenarnya
dilihat oleh Hooke adalah dinding sel kosong yang melingkupi sel-sel mati pada
gabus yang berasal dari kulit pohon ek. Ia juga mengamati bahwa di dalam
tumbuhan hijau terdapat sel yang berisi cairan.
Pada masa yang sama di Belanda, Antony van
Leeuwenhoek, seorang pedagang kain, menciptakan mikroskopnya sendiri yang
berlensa satu dan menggunakannya untuk mengamati berbagai hal. Ia berhasil
melihat sel darah merah, spermatozoid, khamir bersel tunggal, protozoa, dan
bahkan bakteri. Pada tahun 1673 ia mulai mengirimkan surat yang memerinci
kegiatannya kepada Royal Society, perkumpulan ilmiah Inggris, yang lalu
menerbitkannya. Pada salah satu suratnya, Leeuwenhoek menggambarkan sesuatu
yang bergerak-gerak di dalam air liur yang diamatinya di bawah mikroskop. Ia
menyebutnya diertjen atau dierken (bahasa
Belanda: 'hewan kecil', diterjemahkan sebagaianimalcule dalam
bahasa Inggris oleh Royal Society), yang diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan
modern.
Pada tahun 1675–1679, ilmuwan Italia Marcello
Malpighi menjabarkan unit penyusun tumbuhan yang ia sebut utricle ('kantong
kecil'). Menurut pengamatannya, setiap rongga tersebut berisi cairan dan
dikelilingi oleh dinding yang kokoh. Nehemiah Grew dari Inggris juga
menjabarkan sel tumbuhan dalam tulisannya yang diterbitkan pada tahun 1682, dan
ia berhasil mengamati banyak struktur hijau kecil di dalam sel-sel daun
tumbuhan, yaitu kloroplas.
Teori sel
Dua ratus tahun kemudian, yakni sekitar tahun
1835, seorang ilmuan Prancis yang bernama Felix Dujardin meneliti bahwa sel-sel
tersebut tersusun atas substansi berupa cairan. Cairan tersebut dikenal dengan
istilah Protoplasma. Istilah Protoplasma kali ini dikemukakan oleh Johannes
Purkinje.
Beberapa ilmuwan pada abad ke-18 dan awal abad
ke-19 telah berspekulasi atau mengamati bahwa tumbuhan dan hewan tersusun atas
sel, namun hal tersebut masih diperdebatkan pada saat itu. Pada tahun 1838,
ahli botani Jerman Matthias Jakob Schleiden menyatakan bahwa semua tumbuhan
terdiri atas sel dan bahwa semua aspek fungsi tubuh tumbuhan pada dasarnya
merupakan manifestasi aktivitas sel. Ia juga menyatakan pentingnya nukleus
(yang ditemukan Robert Brown pada tahun 1831) dalam fungsi dan pembentukan sel,
namun ia salah mengira bahwa sel terbentuk dari nukleus. Pada tahun 1839,
Theodor Schwann, yang setelah berdiskusi dengan Schleiden menyadari bahwa ia
pernah mengamati nukleus sel hewan sebagaimana Schleiden mengamatinya pada
tumbuhan, menyatakan bahwa semua bagian tubuh hewan juga tersusun atas sel.
Menurutnya, prinsip universal pembentukan berbagai bagian tubuh semua organisme
adalah pembentukan sel.
Yang kemudian memerinci teori sel sebagaimana
yang dikenal dalam bentuk modern ialah Rudolf Virchow, seorang ilmuwan Jerman
lainnya. Pada mulanya ia sependapat dengan Schleiden mengenai pembentukan sel.
Namun, pengamatan mikroskopis atas berbagai proses patologis membuatnya
menyimpulkan hal yang sama dengan yang telah disimpulkan oleh Robert Remak dari
pengamatannya terhadap sel darah merah dan embrio, yaitu bahwa sel berasal dari
sel lain melalui pembelahan sel. Pada tahun 1855, Virchow menerbitkan
makalahnya yang memuat motonya yang terkenal, omnis cellula e cellula (semua
sel berasal dari sel).
Perkembangan biologi sel
Antara tahun 1875 dan 1895, terjadi berbagai
penemuan mengenai fenomena seluler dasar, seperti mitosis, meiosis, dan
fertilisasi, serta berbagai organel penting, seperti mitokondria, kloroplas,
dan badan Golgi. Lahirlah bidang yang mempelajari sel, yang saat itu disebut
sitologi.
Perkembangan teknik baru, terutama fraksinasi
sel dan mikroskopi elektron, memungkinkan sitologi dan biokimia melahirkan
bidang baru yang disebut biologi sel. Pada tahun 1960, perhimpunan ilmiah
American Society for Cell Biology didirikan di New York, Amerika Serikat, dan
tidak lama setelahnya, jurnal ilmiah Journal of Biochemical and
Biophysical Cytology berganti nama menjadiJournal of Cell Biology.
Pada akhir dekade 1960-an, biologi sel telah menjadi suatu disiplin ilmu yang
mapan, dengan perhimpunan dan publikasi ilmiahnya sendiri serta memiliki misi
mengungkapkan mekanisme fungsi organel sel.
3. Bagian-Bagian Sel
a. Membran plasma
1.
Mengatur lalu lintas
senyawa-senyawa atau ion-ion yang masuk dan keluar sel atau organel
2.
Sebagai reseptor
(pengenal) molekul-molekul khusus (hormon) metabolit dll dan agensia khas
seperti bakteri dan virus
3.
Tempat berlangsunya
berbgai reaksi kimia seperti pada membran motokondria, kloroplas, retikulum
endoplasma dan lain-lain,
4.
Membran plasma juga
berfungsi sebagai reseptor perubahan lingkungan sel, seperti perubahan suhu,
intensitas cahaya dan lain-lain.
b. Dinding sel
Fungsi
dinding sel pada tumbuhan adalah untuk memperkokoh sel sebagaimana sel tulang
pada hewan.
c. Sitoplasma dan nukleoplasma
Fungsi
nucleolus adalah tempat perakitan ribosom.
d. Organel sel
Organel
sel antara lain adalah : retikulum endoplasma mitokondia, badan golgi,
kloroplas, nucleus, lisosom, peroksisom, vakuola. Disamping organel yang
dibungkus membran ada pula organel yagn tidak dibatasi membran seperti ribosom
1. Retikulum endoplasma
·
Tempat biosintesis
protein. Protein disintesis pada REG
·
Tempat penambahan
molekul karbohidrat. Molekul karbohidrat ditambahkan pada rantai protein yang
telah disintesis RE sebelum dibawa ke badan golgi, lisosom, membran sel atau ke
ruang antar sel. Penambahan ini terjadi di lumen RE.
·
Tempat biosinteis
fospolipid dan kolesterol. Membran RE berfungsi untuk membentuk semua lipid
yang diperlukan untuk membentuk atau memperbaiki membran plasma, termasuk
fospolipid dan kolesterol.
·
Tempat detoksifikasi,
proses ini berlangsung pada REA sel-sel usus, ginjal, kulit, dan terutama di
hari. Senyawa-senyawa yang berbahaya dan bersifat racun, diubah menjadi tidak
berbahaya.
2. Badan Golgi
Kompleks
golgi berfungsi sebagai
1.
Tempat glikosilasi
protein dan lipid, yaitu proses perakitan protein dan lipid berkarbohidrat
tinggi.
2.
Berperan dalam pemulihan
membran sel
3.
Berperan dalam
mencekresikan bahan tertentu yang dibutuhkan di luar sel. Bahan yang akan
disekresikan terlebih dahulu dikemas dalam vesikuli sekretoris atau granula
sekretoris.
4.
Pada sel tumbuhan
kompleks golgi juga berperan dalam perakitan dinding sel.
3. Lisosom dan peroksisom
Organel
ini penting untuk melindungi sel dari penimbunan H2O2. pada biji yang sedang
tumbuh perosisom berperan dalam perimbakan asam lemak yang tersimpan dalam biji
menjadi gula yang diperlukan untuk tubuh.
4. Mitokondria
Mitokondria
mempunyai banyak fungsi metabolik, terutama untuk menghasilkan energi pada metabolisme
karbohidrat dan lemak (disebut juga respirasi), sintesis ATP dan lain-lain.
Jumlah mitokondria dalam sel tidak sama tergantung pada aktivitas sel. Sel-sel
yang aktif seperti sel pada jaringan otot mempunyai banyak mitokondria.
5. Kloroplas
Fungsi
kloroplas adalah tempat fotosintesis dan sintesis ATP pada sel tumbuhan
Selain
kloroplas pada rumbuhan juga terdapat plastida lain yaitu kromoplas yang
mengandung pigmen kuning dan leukolas yang tidak mengandung pigmen
6. Sentrosoma
Sentrosoma
merupakan argenel yang bentuknya agak bulat dan terletak dekat ini. Pada
sentrosoma terdapat dua sentriol yang tersusun tegak lurus satu dengan yang
lain. Sentrosoma berperan dalam pembelahan sel.
7. Ribosom
Mmerupakan
struktur terkecil yang terdapat dalam sel, dan merupakan tempat berlangsungnya
sintesis. Ukuran ribosom pada sel eukariota berbeda dengan sel prokariota. Pada
sel yang aktif melakukan sintesis protein, ribosoma dapat mencapai 25% dari
bobor kering sel.
8. Vakuola
Vakuola
merupakan organel yang berisi cairan, dan dibatasi oleh membran plasma, vakuola
umumnya terdapat pada sel tumbuhan. Pada sel tumbuhan yang muda terdapat banyak
vakuola-vakuola kecil, tetapi dengan bertambahnya umur sel, maka terbentuk
vakuola tengah yang besar. Vakuola berfungsi untuk menyimpan sementara bahan
makan terlarut dan sia-sia metabolisme.
6. Transpor Materi Intra dan Antar Sel
Salah
satu fungsi membran sel adalah tempat lalu lalangnya materi yang dibutuhkan,
yang tidak dibutuhkan atau materi yang dibutuhkan ruang antar sel. Sistem
pemasukan dan pengeluaran materi ini disebut sistem transpor. Dilihat dari
materi yang memasuki sel, ada dua kelompok yaitu makro molekul dan mikro
molekul. Membran plasma merupakan saringan pemilihan materi yang akan memasuki
sel. Dwilapis lipid bersifat impermeable bagi molekul-molekul terlarut dalam
air dan molekuk bermuatan.
a. Pengangkutan mikromolekul lewat membran sel
Ada
tiga mekanisme pengangkuran mikromolekul, yaitu : difusi sederhana, difusi
dipermudah, dan pengangkutan aktif. Difusi sederhana dan dipermudah merupakan
transport materi dari daerah konsentrasi tinggi, ke daerah konsentrasi rendah.
Pengangkutan ini tidak menggunakan ATP, karena searah dengan gradien
konsentrasi, sehingga juga transpor pasif. Transpor materi dari daerah konsentrasi
rendah ke daerah konsentrasi tinggi memerlukan ATP, karena berlawanan dengan
gradien konsentrasi sehingga disebut juga transport aktif.
1)
Difusi sederhana
Molekul-molekul
yang dapat melewati membran plasma dengan jalan difusi sederhana sangat terbatas
jumlahnya. Mikromolekul yang bersifat hidrofobik dapat melewati membran plasma
dengan mudah. Sedangkan makromolekul atau molekul yang terion sulit melewati
membran plasma. Kemampuan membran plasma untuk memilih molekul yang akan
melewatinya disebabkan adanya porus pada membran tersebut. Porus tersebut ada
yang menembus molekul protein integral (transmembran), atau terbentuk secara
acak pada dwilapis ipid. Porus pada dwilapis lipid terbentuk karena gerakan
molekul lipid tersebut.
2)
Difusi dipermudah
Senyawa
yang melewati selaput plasma dengan jalan difusi dipermudah, tidak memerlukan
ATP. Namun gerakan senyawa dari luar ke dalam atau sebaliknya bisa lebih cepat
dari pada difusi sederhana. Hal ini karena ada protein pembawa (carier) yang
mampu mempercepat pengangkutan. Molekul protein pembawa setelah mengikat
senyawa yang akan dibawa, segera memindahkan senyawa tersebut dari luar ke
dalam atau sebaliknya, dengan jalan rotasi berdifusi atau dengan membentuk
porus.
3)
Transport
Pengankutan
senyawa melewati membran plasma dengan melawan gradien, berlangsung sangat
rumit. Mekanisme paling sederhana sama dengan difusi dipermudah, namun
memerlukan ATP. Salah satu contoh transport aktif adalah pemompaan ion Na+ dan
Ka+ di dalam sel dipertahankan selalu lebih tinggi dari pada di luar sel.
Sebaliknya konsentrasi ion Na+ di dalam sel dipertahankan selalu lebih rendah
dari pada luar sel. Untuk itu ion Na+ dan Ka+ dipompa melawan gradien
konsentrasi. Pemompaan dapat berlangsung bila ada ATP.
b. Pengangkutan makromolekul lewat membran sel
Makromolekul
bisa berupa protein, polinukleotidak, polisakarida atau mikroorganisme.
Bahan-bahan ini tidak dapat lewat membran sel dengan cara difusi ataupun
transport aktif, namun sel tetap dapat memasukkan dan mengeluarkan makromolekul-makromolekul
tersebut. Pengangkutan makromolekul ini sangat berbeda dengan pengangkutan
mikromolekul. Pengangkatan makromolekul membutuhkan visikuli. Ada tiga cara
pengangkutan makromolekul yaitu endositosis, eksositosis, pertunasan (budding).
1)
Endositosis
Endositosis
yaitu pengangkutan makromolekul ke dalam sel, dengan cara pelekukan ke dalam
(invaginasi) membran sel. Setelah terjadi pelakukan membran sel akan
menggenting dan akhirnya terputus sehingga terbentuk vesikuli (endosom) yang
berisi makromolekul yang akan diangkut. Endosotosis terbagi dua yaitu
pinositosis, bila materi yang diangkut kental (solid).
2)
Eksositosis
Ekositosis
yaitu pengangkutan makromolekul ke luar sel ada dua cara eksositosis yaitu
melalui pelekukan ke luar (evaginasi) membran plasma sehingga akhirnya membran
plasma mengenting dan putus dan bahan yang diangkut berada dalam visikuli. Cara
yang kedua vesikuli yang ada dalam sel (atau organel) melbur dengan membran
plasma dan bahan yang diangkut dilepaskan setelah membran vesikuli terbuka.
3)
Pertunasan
Pertunasan
hampir sama dengan eksositosis yang membentuk vesikuli, hanya istilah ini
dipakai untuk tingkat organel saja. Contohnya pada pembentukan lisosom.
4. Struktur Sel
Prokariotik
Bakteri
merupakan salah satu contoh organisme yang memiliki sel tipe prokariotik.
Bagian luar sel bakteri terdiri dari: kapsula, dinding sel, dan membran plasma.
Kapsula yaitu bagian yang paling luar berupa lendir yang berfungsi untuk
melindungi sel. Bahan kimia pembangun kapsula adalah polisakarida. Dinding sel
terdiri dari berbagai bahan seperti karbohidrat, protein, dan beberapa garam
anorganik serta berbagai asam amino.
Fungsi
dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur pertukaran zat dan reproduksi.
Sedangkan membran dalam merupakan bagian bahan seperti karbohidrat, protein,
dan beberapa garam anorganik serta berbagai asam amino. Berdasarkan struktur
dinding selnya bakteri dikelompokkan menjadi bakteri Gram negatif dan Gram
positif
Fungsi
dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur pertukaran zat dan reproduksi.
Sedangkan membran dalam merupakan bagian penutup yang paling dalam. Membran
plasma bakteri mengadung enzim oksida dan respirasi. Fungsinya serupa dengan
fungsi mitokondria pada sel eukariotik. Pada beberapa daerah membran plasma
membentuk lipatan ke arah dalam disebut mesosom. Fungsi mesosom yaitu untuk
respirasi dan sekresi dan menerima DNA pada saat konyugasi. Beberapa bakteri
memiliki alat gerak berupa flagel. Beberapa bakteri lainnya mengandung villi
yang berfungsi untuk melekatkan diri. Sitoplasma merupakan bagian dalam sel
bakteri. Sitoplasma berbentuk koloid yang agak padat yang mengandung
butiran-butiran protein, glikogen, lemak dan berbagai jenis bahan lainnya. Pada
sitoplasma sel bakteri tidak ditemukan organel-organel yang memiliki sistem
endomembran seperti badan Golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplas,
mitokondria, badan mikro, dan lisosom. Sedangkan ribosom banyak ditemukan pada
sitoplasma bakteri.
Eukariotik
Sel
eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini secara
struktural memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel tersebut
memiliki fungsi yang sangat khas yang berkaitan satu dengan yang lainnya dan
berperan penting untuk menyokong fungsi sel. Organisme yang memiliki tipe sel
ini antara lain hewan, tumbuhan, dan jamur baik multiseluler maupun yang
uniseluler.
Tipe
sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda dengan pada hewan. Pada sel hewan,
pada bagian luar sel tidak ditemukan adanya dinding sel, sebaliknya pada
tumbuhan dan jamur ditemukan adanya dinding sel. Walaupun demikian dinding sel
tumbuhan dan sel jamur secara kimiawi berbeda penyusunnya. Pada jamur
didominasi oleh chitin sedangkan pada tumbuhan selulosa. Pada tumbuhan
ditemukan adanya organel kloroplas sedangkan pada jamur dan hewan tidak
ditemukan. Selain perbedaan tersebut pada dasarnya baik sel hewan, tumbuhan,
dan jamur memiliki struktur yang serupa.
5. Fungsi Sel
Ditinjau
dari fungsinya, sel merupakan unit fungsional dari semua (konsep) organism
hidup. Jadi, fungsi kehidupan ini dikerjakan oleh tiap individu sel. Fungsi
kehidupan organisme tingkat tinggi (termasuk manusia) dikerjakan oleh tiap sel
dari berbagai alat tubuh dan organisasi yang sempurna terjadilah aktivitas
terpadu untuk melangsungkan fungsi kehidupan ini. Aktivitas terpadu
dikoordinasikan oleh kekuatan yang belum kita ketahui menurut teori vitalitas
dinyatakan sebagai a transcendent force not inherent in the chemical
composition of protoplasm.
Ditinjau
dari perkembangan, maka sel merupakan unit perkembangan, karena tiap jenis
jaringan dan alat tubuh didahului oleh pembentukan jenis sel tertentu.
Ditinjau
dari keturunan, sel merupakan unit hereditas. Seperti yang dijelaskan dalam hal
reproduksi, dalam inti sel terdapat kromosom yang mengandung gen-gen (factor
keturunan). Semua sifat turun temurun dari suatu individu (hewan uniselular
atau hewan multiselular) terdapat dalam sel itu atau dalam sel reproduksi atau
dalam sel kelamin.
6. Pembelahan Sel
Pembelahan
sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel anak.
Pada organisme tersebut, yang umumnya dimulai dari satu sel tunggal. Pembelahan
sel juga merupakan suatu proses dimana jaringan-jaringan yang telah rusak
diganti dan diperbaiki. Sel mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri dengan
melakukan pembelahan. Pada hewan uniseluler cara ini digunakan sebagai alat
reproduksi, sedangkan pada hewan multi seluler cara ini digunakan dalam
memperbanyak sel somatis untuk pertumbuhan dan pada sel gamet untuk proses
pewarisan keturunan hingga akhirnya membantu membentuk individu baru.Ada dua
macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung ’amitosis’ dan
pembelahan secara tidak langsung ’mitosis dan meiosis’.
Pembelahan Sel secara Langsung
Proses
pembelahan secara langsung disebut juga pembelahan ami-tosis atau pembelahan
biner. Pembelahan biner merupakan proses pembelahan dari 1 sel menjadi 2 sel
tanpa melalui fase-fase atau tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan biner
banyak dilakukan organisme uniseluler (bersel satu), seperti bakteri, protozoa,
dan mikroalga (alga bersel satu yang bersifat mikroskopis). Setiap terjadi
pembelahan biner, satu sel akan membelah menjadi dua sel yang identik (sama
satu sama lain). Dua sel ini akan membelah lagi menjadi empat, begitu
seterus-nya. Pembelahan biner dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua,
kemudian diikuti pembelahan sitoplasma. Akhirnya, sel terbelah menjadi dua sel
anakan. Pembelahan biner dapat terjadi pada organisme prokariotik atau
eukariotik tertentu. Perbedaan antara organisme prokariotik dan eukariotik,
terutama berdasarkan pada ada tidaknya membran inti selnya. Membran inti sel
tersebut membatasi cairan pada inti sel ( nukleoplasma) dengan cairan di luar
inti sel, tempat terdapatnya organel sel ( sitoplasma). Organisme prokariotik
tidak mempunyai membran inti sel, sedangkan organisme eukariotik mempunyai
membran inti sel. Oleh karena itu, eukariotik dikatakan mempunyai inti sel
(nukleus) sejati. Pembelahan biner pada organisme prokariotik terjadi pada
bakteri. DNA bakteri terdapat pada daerah yang disebut nukleoid. DNA pada
bakteri relatif lebih kecil dibandingkan dengan DNA pada sel eukariotik. DNA
pada bakteri berbentuk tunggal, panjang dan sirkuler sehingga tidak perlu
dikemas menjadi kromosom sebelum pembelahan.
Pembelahan Sel secara Tidak Langsung (Mitosis dan Meiosis)
Pembelahan
sel secara tidak langsung adalah pembelahan yang melalui tahapan-tahapan
tertentu. Setiap tahapan pembelahan ditandai dengan penampakan kromosom yang
berbeda-beda. Kalian telah mengetahui bahwa di dalam inti sel terdapat
benang-benang kromatin . Ketika sel akan membelah, benang-benang kromatin ini
menebal dan memendek, yang kemudian disebut kromosom. Kromosom dapat
berikatan dengan warna tertentu, sehingga mudah diamati dengan mikroskop. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kromosom merupakan benang pembawa sifat. Di dalam
kromosom terdapat gen sebagai faktor pembawa sifat keturunan.
Pada
waktu sel sedang membelah, terjadi proses pembagian kromosom di dalamnya.
Tingkah laku kromosom selama sel membelah dibedakan menjadi fase-fase atau
tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan sel yang terjadi melalui fase-fase
itulah yang disebut pembelahan secara tidak langsung. Mengenai fase-fase
pembelahan mitosis akan dibahas pada subab tersendiri.
Pembelahan sel secara tidak langsung dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan mitosis dan meiosis . Sebelum kalian mempelajari lebih jauh tentang pembelahan sel secara tidak langsung, ada baiknya kalian lakukan rubrik Diskusi beri-kut ini.
Pembelahan sel secara tidak langsung dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan mitosis dan meiosis . Sebelum kalian mempelajari lebih jauh tentang pembelahan sel secara tidak langsung, ada baiknya kalian lakukan rubrik Diskusi beri-kut ini.
Proses
pertumbuhan dan perkembangan jaringan atau organ tu-buh organisme terjadi
melalui proses pembelahan sel secara mitosis. Pembelahan mitosis adalah
pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom sama dengan
jumlah kromosom induknya. Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel
tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang menghasilkan gamet (sel
kelamin).
Pada
pembelahan mitosis, satu sel induk membelah diri menjadi dua sel anakan. Sel
anakan ini mewarisi sifat sel induknya dan memiliki jumlah kromosom yang sama
dengan induknya. Jika sel induk memi-liki 2n kromosom, maka setiap sel anakan
juga emiliki 2n kromo-som. Jumlah 2n ini disebut juga kromosom diploid.
Pembelahan
mitosis terjadi selama pertumbuhan dan reproduksi secara aseksual. Pada manusia
dan hewan, pembelahan mitosis terjadi pada sel meristem somatik (sel tubuh)
muda yang mengalami pertum-buhan dan perkembangan. Sebagai contoh, sel telur
yang telah dibuahi sperma akan membelah beberapa kali secara mitosis untuk
membentuk embrio. Sel-sel pada embrio ini terus-menerus membelah secara mitosis
dan akhirnya terbentuk bayi. Pertumbuhan manusia dari bayi hingga dewasa juga
melalui mekanisme pembelahan sel secara mitosis.
Materi Biologi (Bakteri)
No comments:
Post a Comment